Translate

Senin, 17 Desember 2012

TERBIASA


Aku memang tak boleh memaksakan sesuatu pada harapan yang nihil. Aku memiliki hari depan, dan kebahagiaan akan tercerai-berai seandainya aku terus terkungkung dalam harapan fana perkara wanita. Tapi aku terlanjur berharap. Terlanjur bermimpi. Aku telah terjerumus dalam buaian fantasi tentang hari depan bersamanya. 

:Mendung akan terasa cerah, seandainya di sampingku bersandar dia di bahuku. Polusi akan terasa menyegarkan, seandainya di sampingku berjalan dia menggenggam jemariku. Ultraviolet akan terasa hangat, seandainya di sampingku terlelap dia dalam pelukku. 

Yah, bermimpi sah-sah saja, bukan?

Menghapus mimpi yang telah terinternalisasi dalam memori bukan urusan mudah. Namanya, wajahnya, senyumnya, parfumnya, dan semua keindahannya telah menjadi udara dan cahaya.
 
Tapi kenyataan menggamparku keras. Sangat keras!

Lihatlah pipiku!

Jika mengikhlaskan sesuatu yang sejak lama kukekang adalah jawaban akhir dari bertahun harapan, maka biarlah aku menyakiti diri selamanya.

Aku telah terbiasa.