KULIHAT arloji. Angka
berdua belas di sana mengejekku. Rasanya ingin kuhajar mereka. Entah mereka
paham atau tidak apa yang kurasakan. Nanti mereka pasti mengerti. Apabila tiba
saatnya mereka jadi manusia.
Takut adalah hal yang
wajar bagi manusia. Aku hanya merasa takut saat ini. Napasku tak beraturan
bukan karena suatu penyakit. Tidak ada kesalahan apapun dalam sistem
pernapasanku. Ini hanya karena dilanda takut, tidak lebih.
Aku diam. Kucoba
mengendalikan diri. Untuk sekedar menyeiramakan degup jantung dengan milik
manusia normal.
Harapan yang selalu
coba kubangun dalam gemetar muncul dan menguat. Itu adalah kebahagiaan yang
selalu kudengungkan pada dinding dan langit-langit kamar sebelum malam
membuatku terlelap. Di sana terlihat nyata aku dan kamu. Utuh, bersama
bunga-bunga yang dengan apiknya kautanam di beranda rumah kita. Penuh kasih
kamu dan aku berbagi senyum, berbagi makna.
KULIHAT arloji. Angka
berdua belas itu masih saja mengejekku. Rasanya selalu ingin aku menghajarnya.
Entahlah, sepertinya mereka benar-benar tidak paham artinya takut kehilangan. Napas
tak beraturanku, keringat bercucuranku coba enyahkan mimpi tak menyenangkan
itu. Aku tak ingin aku dan kamu menjadi jauh.
Hidup yang suram adalah
hidup tanpa cahaya. Itu akan jadi nyata seandainya kamu, matahariku, meredup
dan menjauh. Dan jika itu menjelma, kasih, aku sungguh-sungguh takut. Untuk
sekadar berdiri tegak menatapmu melangkah, sungguh, aku teramat sangat tak
menginginkannya. Percayalah, kamu dan nadiku telah jadi sama bermaknanya
mengantar energy ke seluruh tubuhku.
Aku hanya punya satu
keinginan: sukses hidup bersamamu. Kerlip bintang di malam, matahari hangat di
siang, akan mampu membantuku meyakinkan padamu. Untuk detik yang tak pernah
berdusta, suara yang tak pernah berkilah, aku selalu ingin kita bersama.
Tinggal menunggu waktu.
Akankah Tuhan mengizinkan, akankah Ia menghendaki. Nanti tiba saatnya semua
terjawab. Takutku kehilanganmu semoga hanya sesaat. Itu karena kenyataan
nantinya akan membayar kesetiaanku menunggu.
Semoga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar