Translate

Kamis, 17 Mei 2012

Seperti Alif

Bahkan di tengah malam, dia tetap seperti Alif: berdiri sendiri, tak mengikuti, tak diikuti. Di sebuah kursi, di sebuah taman, dihempaskannya tubuhnya. Tubuh kecilnya hendak rebah, melepas penat. Diapun lalu rebah. Dipeluknya ukulele usang yang selalu dibawanya, teman sejati.

     Dipandanginya langit malam.
 
     Mendung.

     Malam sangat tidak jernih malam itu. Awan hitam berarak di langit malam yang gelap. Jangankan bintang, bulanpun tak tampak. Malam seperti ini bukanlah malam yang disukai si Alif kecil. Dia suka bintang-bintang. Dia suka rembulan. Dia suka cahaya di tengah kegelapan.
 
     Yang dinantinya, cahaya-cahaya itu, tak ada. Dia pun bangkit. Pergi dia ke suatu sudut di taman itu, ke salah satu tempat terterang di sana: bawah lampu taman. Dikeluarkannya sebuah bungkusan dari kantongnya. Gemerincing logam terdengar saat isi bungkusan itu ditumpahkan ke tanah. Hati-hati, satu persatu dihitungnya uang yang berhasil didapatnya hari itu. Koin dan lembaran. Cukup banyak. Selengkung senyum terlukis di bibirnya setelah semua uang itu dihitung. Kalimat hamdalah lalu diucapkannya, penuh syukur.
     
     Hujan mulai turun.
 
     Si Alif bergegas pulang.

Di rumah, dia masih tetap menjadi alif: sendiri, tak mengikuti, tak diikuti. Rumahnya gelap Tak ada cahaya. Hujan di luar menambah gelap suasana. Listrik? Alif sudah memutuskan untuk lebih memilih mengisi perutnya dibanding harus berlangganan listrik hanya demi cahaya dari alat elektronis yang kita sebut lampu. Karena itu, bagi Alif, rumah adalah gelap.
 
     Hampir dua belas tahun dari hampir dua belas tahun usianya Alif selalu menghabiskan malam dengan kegelapan. Sendirian. Karena itulah, Alif suka melihat bintang-bintang. Dia merasa sependeritaan dengan bintang: tiap malam selalu terkurung kegelapan. Alifpun kemudian hendak menjadi bintang. Dia ingin menjadi terang di kegelapan. 

     Maka dia bangun. Meraba-raba dicarinya sesuatu: lilin. Dinyalakannya. Ruangan menjadi oranye. Lalu diambilnya sebuah buku, di sampulnya tertulis: IPA 4.
 
     Pukul 23.13. Di luar hujan. Dingin.
 
     Dalam temaram, Alif kecil meretas jalan menjadi terang di kegelapan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar